Intrapreneurship – Batik Geek

Batik Geek yaitu produk indonesia untuk smartphone anda

Dengan kreativitas, dua pemuda asal Bandung menggabungkan teknologi dan budaya Indonesia dalam satu genggaman tangan. Kombinasi unik itu dapat kita temukan pada Batik Geek, produksmartphone case  berbahan bambu dengan ukiran motif budaya khas Indonesia. Berbagai motif menarik seperti tokoh pewayangan, batik, hingga motif tribal dapat kita temukan dalam produk Batik Geek.

Inspirasi untuk menciptakan produk ini pertama kali datang saatfounder Batik Geek, Afrizan Rahadian, mendapatkan tugas kuliah untuk membuat business plan. Dia ingin menciptakan produk yang bisa menularkan kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Bersama rekannya Nurulita Wijayanti,alumnus  mahasiswa Telkom University ini kemudian melakukan observasi pada gaya hidup yang sedang berkembang di masyarakat.

Intrapreneurship merupakan entrepreneurship inside of the organization atau dapat dikatakan kewirausahaan yang ada di dalam perusahaan. Intrapreneur itu sendiri merupakan karyawan internal dalam suatu perusahaan yang menggunakan kemampuan berwirausahanya, berfikir kreatif dan mencari solusi dalam mengembangkan sumber daya untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Seorang intrapreneur diberikan wewenang dan dukungan agar dapat menyumbangkan idenya kepada perusahaan mengenai produk atau inovasi yang dapat memberikan keuntungan serta perusahaan dapat tetap bersaing.

Perbedaan antara intrapreneurship dan entrepreneurship terdapat pada lingkup usahanya. Intrapreneurship terdapat dalam suatu perusahaan yang telah ada, dimana dalam mengembangakan ide dan inovasi melibatkan seluruh individu yang ada didalamnya dan berfokus kepada tujuan organisasi tersebut, sedangkan entrepreneurship dimana seorang entrepreneur memulai usaha dari awal dengan modal serta ide yang dimilikinya sendiri.

Terkait dengan intrapreneurship, yang dapat dikembangkan dari produk Batik Geek yaitu sebaiknya pemilik bisnis ini dapat menanamkan jiwa entrepreneur kepada setiap karyawannya, kemudian melihat dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyumbangkan ide yang berpeluang menghasilkan profit. Misalnya seorang karyawan memberikan masukan mengenai desain motif yang baru dan berbeda atau membuat produk lain dari kayu selain casing handphone. Karyawan juga harus memiliki gambaran detail mengenai operasional bisnis Batik Geek. Mereka tidak hanya menjalankan pekerjaan sesuai dengan bidangnya saja tetapi juga mengenal seluruh elemen bisnis Batik Geek dari awal hingga akhir serta pesaingnya. Dengan begitu maka diharapkan setiap karyawan memiliki loyalitas tinggi kepada perusahaan dan memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat dalam mengembangakan bisnis Batik Geek.(1201120321-DS)

reference:

http://searchcio.techtarget.com/definition/intrapreneurs-intrapreneurship

http://www.rasmussen.edu/degrees/business/blog/entrepreneurship-vs-intrapreneurship-career-path/

Sociopreneur dan Ecopreneur

“Ecopreneur adalah wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian lingkungan Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya, mereka juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimisasikan dampak kegiatannya terhadap lingkungan

Sociopreneur adalah pengusaha yang menjalankan usahanya tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan pribadi saja, tetapi juga memikirkan untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya”

Apakah Sociopreneur yang baik adalah seorang ecopreneur juga?

Ya tentu saja, karena menurut saya seorang sociopreneur merupakan agen perubahan. Seorang sociopreneur yang termasuk ecopreneur juga tidaklah hanya mementingkan komunitasnya saja agar bisa lebih berkembang tetapi juga harus dapat bermanfaat bagi pelestarian lingkungan. Kita ambil contoh Indonesia Berkebun, yaitu dengan memberdayakan orang-orang sekitar untuk lebih memahami dan mencintai lingkungan. Selain itu juga termasuk ecopreneur didalamnya yaitu dengan berkebun kita dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau dan memberdayakan daya guna tanah yang tidak termanfaatkan dengan baik khususnya di kampung-kampung.

Pastikah seperti itu?

Tidak, karena tidak semua seorang sociopreneur termasuk ecopreneur juga. Contohnya sociopreneur yang memang hanya fokus kepada pemberdayaan dan pengembangan skill bagi masyarakat semata dan tidak berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan.

Manakah diantaranya keduanya yang paling mendekati kategori bisnis yang dibahas dalam tugas kelompok anda?

Kelompok saya membahas mengenai Bandung Taxi Bike yang menurut saya lebih mendekati ke kategori sociopreneur karena berdasarkan sejarah awal mula berdirinya yaitu dengan mempekerjakan kembali orang-orang yang pada saat itu banyak yang di PHK. Tidak hanya itu, setiap driver ditanamkan perilaku cara berkendara yang benar dan bersikap baik kepada pelanggan. Berkendara yang baik dengan cara tidak sambil merokok, tidak ngebut dijalan dan mematuhi rambu jalan.

Just another Telkom University Student Blog site